Friday 9 September 2016

Sigmund Freud | Profil



SIGMUND FREUD


Born as Sigmund Freud in 1856 in Freiburg, Moravia (now known as Pribor, Czech Republic), Freud was the first of five children of parents Jacob and Amalia, who had come from Western Ukraine. The family moved to Leipizig in 1859 and then Vienna a year later.
                Lahir sebagai Sigmund Freud pada tahun 1856 di Freiburg, Moravia (sekarang dikenal sebagai Pribor, republik ceh), Freud adalah anak pertama dari 5 bersaudara dari Jacob dan Amalia, yang berasal dari ukraina barat. Keluarga ini pindah ke Leipizig pada tahun 1859 dan lalu ke Vienna pada tahun berikutnya.
                Sigmund’s parents recognized his intelligence from early on, giving him an education in the Latin and Greek classics and a separate room to study in. He was set to study law at the University of Vienna, but changed his mind at the last minute and enrolled in 1873 as a medical student. After graduating in 1881 he became engaged to Martha Bernays and worked at the Vienna General Hospital, specializing in cerebral anatomy. Later he worked under J.M Charcot at the Saltpetriere Hospital in Paris, and with Austrian psychologist Josef Breuer, with whom he wrote Studies on Hysteria (1893).
                Orang tua Sigmund sudah mengetahui kepintarannya sejak awal, memberikannya suatu pendidikan dalam Latin dan yunani kuno, dan suatu ruang terpisah untuk belajar. Dia berencana untuk sekolah hukum di universitas vienna, tapi ia merubah pikirannya beberapa saat kemudian dan mendaftar pada tahun 1873 sebagai mahasiswa kedokteran. Setelah kelulusannya pada tahun 1881 dia tautkan ke martha Bernays dan bekerja  di rumah sakit umum Viena, spesialis dalam anatomi otak. Lalu dia bekerja di bawah J.M Charcot di rumah sakit Saltpetriere di Paris, dan dengan psikologi austrian Josef Breurer, dengannya dia menulis tentang Histeria pada tahun 1893.
                After the death of his father in 1896, Freud entered a priod of deep reflection, study, and self-analysis, and began work on The Interpretation of Dream. Within a few months of its publication the Psychopathology of Everyday Life came out, which introduced the idea of verbal mistake (“Frudian Slips”) that reveal the uncoscious mind. In 1902 the first meetings of the “Wednesday Group” of like-minded Jewish professional men were held, and Freud was made a professor of psychopathology at the University of Vienna. In 1905 he published Three Essays on  the History of Sexuality and Jokes and Their Relation to the Unvonscious. Psychoanalysis grew into an international movement, with its first major meeting in 1908.
                Setelah kematian ayahnya pada tahun 1896, Freud masuk ke refleksi terdalam, belajar, dan menganalisa diri, dan mulai bekerja pada The Interpretation of Dream ( penafsir Mimpi). Selang beberapa bulan publikasi tentang The Psychopathology of Everyday Life keluar, yang mengenalkan gagasan tentang (‘’Frudiean Slips”) bahwa mengunggkapkan pikiran alam bawah sadar. Pada tahun 1902 pertama kali pertemuan kelompok “Weednesday Group” seperti pendiri orang yahudi profesional telah datang, dan Freud telah menjadi profesor psikopatologi di unversitas di viena. Pada tahun 1905 dia menerbitkan tiga esai tentang sejarah seksual dan Lelucon dan hubungannya dengan alam bawah sadar. Psikoanalisa telah berkembang menjadi pergerakan internasional, dengan pertama dari pertemuan pada tahun 1908.
                In 1920, the Freuds’ second daughter Sophie, pregnant with her third child, died in a flu epicemic. Writings from this decade include Beyond the Pleasure Principle (1920), an Autobiography (1925), and The Future of an Illusion (1927), which aimed to debunk religion. Freud’s long eessay Civilization and its Discontents (1930) crystalized his ideas about human aggression and the “death instinct”. Whit Albert Einstein he wrote “Why War?” in 1933.
                Pada tahun 1920, anak kedua Freud, Sophie, Melahirkan anak ketiganya, lalu meninggal karena wabah Influensa. Tulisannya di masa ini di luar dari kesenangan pada tahun 1920, sebuah Autobiograpi, dan The Future of an Illusiaon pada thaun 1927, yang mengarahkan untuk membuktikan ketidak benaran agama. Freud merindukan esainya tentang peradaban dan ketidak puasannya tentang di salurkan melalui gagasan tentang  naluri manusia terhadap kematian. Dengan Albert Einstein di menulis “Why War?” pada tahun 1933.
                After the Nazi regime’s annexation of Austria in 1938 and its banning of psychoanalysis, Freud and family relocated to London. A lifelong heavy smoker of cigars, he died of cancer in 1939.
                Setelah Nazi bergabung dengan Austria pada tahun 1938 mereka melarang paham Psikoanalisa, Freud dan keluarganya diasingkan ke London. Dengan kehidupan merokok berat dari cerutu, dia meninggal karena kanker pada tahun 1939.

No comments:

Post a Comment